Dji Sam Soe
|
Dji Sam Soe |
Hola hola Kuyer, gimana kabarnya hari ini? Baik-baik semua kan? Yang ada di rumah, di cafe, di warkop, dan di jalan semua yang sedang membaca blog KuyKumpul semoga sehat-sehat, dan yang belum baca semoga cepet baca ini blog wkwk. Makanya yang udah baca kasih tau sama temen kalian yang belum baca untuk baca ya, karena membaca itu jendela dunia haha..
Oke sekarang Bang Kuy mau review salah satu kretek legendaris Indonesia yang mitosnya nih ini kretek bisa menyembuhkan penyakit radang, batuk, pilek dsb bagi siapa saja yang menghisap rokok ini.. hmmm menarik. Kira-kira kalian pada percaya ga nih dengan mitos ini? Atau memang sudah ada yang pernah merasakan efek dari rokok ini sebelumnya? Kalau ada komen ya Kuyer hihi.
Nah untuk mitos tersebut sih balik lagi kepada pribadi masing-masing, walaupun sih Bang Kuy belum pernah dengar secara medis ini rokok seAjaib itu hehe, atau ya mungkin saja ini sugesti dari para penikmatnya karena mungkin mitos tersebut berkaitan dengan salah satu bahan yang ada pada kretek ini yaitu Cengkeh (walaupun semua kretek itu ada cengkehnya hihi).
Sejarah Peluncuran dan Arti Nama
Dikutip dari sumber wikipedia, bahwa Dji Sam Soe itu diluncurkan pada tahun 1913 di Surabaya, Jawa Timur.
Sedangkan untuk lambangnya itu terdiri dari 9 bintang, lalu ada angka 2 3 4 yang jika digabungkan angka 2, 3, dan 4 tersebut maka akan berjumlah 9. Dan uniknya lagi adalah jumlah pekerja untuk memproduksi rokok tersebut ada 234 karyawan tidak kurang dan tidak lebih. Wow, unik juga ya Kuyer. Untuk filosofi lengkap tentang logo Dji Sam Soe ini bisa kalian lihat di Wikipedia ya Kuyer.
Bungkus dan Penampilan
Sebelum kita review rasa dan aroma dari kretek ini alangkah baiknya kita mulai review penampilannya dulu ya Kuyer. Karena penampilan dari kretek ini bisa dibilang sangat klasik dan sederhana kalau menurut Bang Kuy nih.
Pertama adalah warna dari kretek ini adalah hmm agak susah dijelasinnya wkwk, kalau Bang Kuy lihat sih ini warna hijau agak kekuning-kuningan, memberi kesan yang Bapak-bapak banget gitu loh Kuyer hihi (bapak-bapak itu keren juga loh), warna hijau ini sangat mendominasi dengan sedikit sentuhan warna merah.
Berbeda dengan kretek dan rokok zaman sekarang yang bahan pembungkusnya sebagian besar menggunakan bahan kertas yang kaku, maka kretek Dji Sam Soe ini dibungkus dengan balutan kertas lebih elastis (bingung bahasanya apa, intinya seperti kertas biasa gitu dah), dan tanpa menggunakan plastik pelindung, serta tidak ada jalur untuk pembuka bungkusnya.
|
Bungkus Depan |
|
Bungkus Belakang |
Lalu lanjut ke bagian logo depan, ini menurut Bang Kuy menarik, karena sesuai dengan yang Bang Kuy jelaskan sebelumnya bahwa filosofi dari logo ini cukup banyak dan unik Kuyer. Kita bisa liat ada 9 bintang dengan tulisan Dji Sam Soe dan angka 234 yang cukup ikonik pada kretek ini. Lalu tak lupa juga nama dari pada perusahaan yang menaungi kretek ini yaitu PT HM Sampoerna Tbk.
Untuk bagian belakang kita mendapat tulisan yang memberi tahu kepada konsumennya tentang kualitas dari pada kretek yang satu ini. Dimana di sana dijelaskan bahwa kretek ini ada campuran tembakau kualitas terbaik dari tembakau Madura dan tembakau Amerika yang dipadukan dengan cengkeh yang sudah dirajang. Wow, dari tulisan yang tertera di belakang bungkus tersebut Bang Kuy jadi tidak sabar ingin langsung mencoba sensasi daripada kretek ini Kuyer.
Lanjut di bagian samping pada bungkus kretek ini. Untuk bagian samping sama seperti bungkus kretek pada umumnya dan di salah satunya menampilkan isi kandungan tar serta nikotin pada kretek ini. Dimana kandungan tarnya yaitu 39 mg, serta 2,3 mg untuk nikotinnya.
|
Bungkus tampak samping
|
Batang Rokok
Owh iya sebelum membahas batang rokoknya, pasti dari kalian ada juga yang bertanya-tanya tentang bagaimana cara untuk membuka bungkusnya ya kan? haha. Pasti dari kalian punya cara masing-masing untuk membuka bungkus rokok ini. Ada yang menyobeknya, ada pula yang dibuka perlahan melalu jalur lemnya, lalu ada pula yang menggunakan alat seperti pisau cutter atau gunting. Nah kalau Bang Kuy sendiri lebih suka menyobeknya dan membuat bentuk kotak pada sobekan tersebut.
|
Membuka dengan cara disobek langsung |
Oke lanjut kita bahas ke bentuk batang kreteknya ini. Dari ukuran diameternya kretek ini menurut Bang Kuy termasuk besar ya Kuyer, pastinya ini menjadi kepuasan bagi para penikmat dan pecinta kretek yang satu ini. Tentu hal ini memberi kesan bahwa kretek ini punya daya tahan yang lama (yaelah daya tahan bahasanya wkwk). Kalau untuk panjang rokonya sih normal karena rata-rata kretek atau rokok ukuran panjangnya sama.
Tidak ada filter. Ya tidak ada filter.. "Ya kan kretek memang tidak ada filter Bang?". Eitts kata siapa? Sampoerna A Mild, Class Mild, Djarum Super, GG Filter dan masih banyak yang lainnya adalah contoh kretek yang tidak memiliki filter. "Loh? mereka itu bukan kretek, karena ada filter". Nah, disini salahnya pandangan kebanyakan orang Indonesia terkait kretek, padahal rokok seperti yang Bang Kuy sebutkan tadi adalah jenis kretek juga loh Kuyer. Untuk pembahasan ini sepertinya menarik kalau Bang Kuy buat tulisan khusus yang membahas tentang kretek dan rokok putih biasa.
Selain tidak ada filter, batang kretek ini memiliki warna putih dengan garis pembatas berwarna orange dan logo Dji Sam Soe yang tertera padanya. Kesan sederhana tertanam pada setiap batang pada kretek ini. Bang Kuy pun jadi ingat kampung halaman Bang Kuy jika menghisap kretek ini.
Untuk ketebalan dan kepadatan racikan tembakau pada rokok ini bisa dibilang setiap batangnya memiliki kepadatan yang berbeda tapi tetap dengan takaran yang mungkin hampir sama. Ya mungkin karena masih SKT (Sigaret Kretek Tangan) yang diproduksi langsung menggunakan tangan-tangan handal para pegawainya. Jadi, Bang Kuy sendiri juga kadang dapat batang kretek yang padat sampai susah untuk disedot, dan juga sering dapat yang halus sesuai dengan yang diinginkan oleh Bang Kuy. Btw, setiap orang punya selera yang berbeda ya Kuyer, ada yang suka padat dan ada juga yang suka tidak terlalu padat.
|
Batang kretek Dji Sam Soe |
|
Perbandingan dengan ukuran tangan |
|
Siap dibakar... |
Bakar Kuy
Yes, saatnya yang ditunggu-tunggu, bakar Kuy. Eits sabar dulu, kebiasaan Bang Kuy sebelum bakar batang kretek adalah menghirup aroma batangnya sebelum dibakar. Di sini setiap kretek atau rokok memiliki rasa dan sensasi yang berbeda-beda loh kuyer.
Untuk Dji Sam Soe sendiri aroma cengkehnya sendiri sangat terasa, lalu juga ada aroma manis yang mungkin selain berasal dari racikan tembakau juga berasal dari kertas pada kretek ini juga.
Lanjut ke bagian pembakaran. Api pun langsung menyambar ujung pada batang kretek ini, tarikan pertama sangat terasa berat khas Dji Sam Soe, dimana Bang Kuy sendiri untuk pembakaran pertama hanya bisa membakar sedikit tembakau pada ujung batang kretek ini.
|
Kretek yang sudah dibakar |
Asap yang tebal merupakan hasil dari pembakaran kretek ini, rasa manis dan aroma cengkeh yang ada pada kretek ini memberi kesan yang sederhana namun nikmat. Setiap tarikan pada kretek ini terasa ada rasa hangat dan sensasi gleg (susah dijelaskan oleh kata-kata) pada tenggorokan yang membuat kenikmatan rokok ini semakin terasa. Sebenarnya rasa atau sensasi gleg itu hampir ada pada setiap rokok atau kretek ya Kuyer, tapi untuk Dji Sam Soe sensasi gleg pada tenggorokan sangat begitu terasa.
Sesekali Bang Kuy juga merasa risih untuk setiap tembakau yang masuk atau terselip di bibir saat Bang Kuy hisap kretek ini, Bang Kuy harus selalu membuang tembakau kecil yang menempel pada bibir tersebut. Namun, hal tersebut tidak menyirnakan rasa nikmat pada sebuah kretek Dji Sam Soe ini.
Semakin habis maka akan semakin hangat dan semakin terasa kuat aroma daripada kretek ini. Sebenarnya karena kretek ini tidak terdapat filter, maka rasa pada kretek ini lebih menekankan rasa manis, serta aroma cengkeh yang kuat, untuk rasa seperti lechee, atau manis fruity lainnya tidak terasa pada kretek ini. Rasa manisnya tidak semanis Djarum Super kalau menurut Bang Kuy, bisa dibilang manis pada kretek Dji Sam Soe ini sangat pas. Apalagi dinikmati oleh secangkir kopi di cuaca mendung atau gerimis yang dingin.. wooww mantab Kuy..
Tanpa terasa Bang Kuy sudah menghabiskan satu batang kretek ini, dan aroma dari kretek ini masih terasa walaupun sudah tidak menghisap kretek ini lagi Kuyer.
Mungkin Bang Kuy akan ambil beberapa poin terkait kesimpulan yang ada pada kretek ini ya Kuyer, Bang Kuy akan jadikan kekurang dan kelebihan pada kretek ini dari sudut pandang Bang Kuy sendiri. Ingat ya setiap orang punya pandangan, atau selera yang berbeda-beda.
Kesimpulan
Oke kesimpulannya ada dalam kekurangan dan kelebihan sebagai berikut
Kekurangan :
- Setiap batang rokok memiliki kepadatan yang berbeda-beda.
- Bungkus dari kretek ini tidak memiliki jalur pembuka dan tidak dilindungi plastik.
- Tembakau sering menempel pada bibir karena tidak adanya filter.
Kelebihan :
- Pastinya rasa dan aroma dari rokok ini mempunyai manis yang pas.
- Kepadatannya membuat kretek ini tahan lama dan cocok untuk kalian yang ingin merokok lama
- Memiliki sensasi Gleg yang konsisten pada setiap hisapannya.
Ya mungkin seperti itu saja pembahasan terkait kretek Dji Sam Soe. Untuk kekurangan dan kelebihan sekali lagi Bang Kuy ingatkan ini hanya dari sudut pandang Bang Kuy saja ya Kuyer. Terlebih daripada semua itu, Dji Sam Soe merupakan kretek legendaris yang sudah berdiri lama dan memiliki banyak peminat serta pelanggan setia dari kalangan manapun. Bahkan anak muda zaman sekarang pun tidak sungkan untuk membawa kretek yang satu ini apalagi saat ingin naik gunung. Kira-kira kalau kalian ingin hisap dan bakar kretek ini pada saat apa ya? Jawab di komentar ya.
Sekian dari Bang Kuy, mohon maaf jika banyak salah dalam hal penulisan, maklum Bang Kuy baru mau coba menulis-nulis lagi ini. Dan jangan lupa bagikan tulisan ini kepada teman, keluarga, kerabat atau siapa pun dari kalian ya. Selain membahas rokok atau kretek, blog ini akan membahas tentang kuliner (kopi atau makanan lain), dan untuk ke depannya bisa membahas tempat kumpul mana nih yang asik, sederhana, namun tetap keren ya Kuyer. Sampai ketemu lagi di tulisan selanjutnya. Bye dan Terima kasih.
By : Bang Kuy...